Minggu, 07 November 2010

NELAYAN DAN DURI IKAN

GARA-GARA DURI IKAN



Sebagai seorang nelayan kecil yang pekerjaannya mengail ikan di laut untuk menghidupi keluarganya, sehari mengail belum tentu akan mendapatkan hasil. Namun ketika seekor ikan menggelepar terkait mata kailnya, tiba-tiba datang seseorang dan merampas hasil tangkapannya.
“Hai ! berikan ikan itu padaku !” kata orang itu.
“Tapi ikan ini hasil tangkapanku”, jawab si nelayan.
“Masa bodoh !” teriak orang itu seraya merampas ikan itu dari tangan nelayan dengan kasar.
Tanpa dapat mencegahnya, nelayan yang lemah itu hanya menatap orang yang merampas ikannya pergi meninggalkan tempat itu dengan pandangan kosong.
“Ya Allah, mengapa kau ciptakan aku sebagai orang yang lemah seperti diriku ini. Dan kau ciptakan orang lain lebih kuat dan gagah, sehingga dia bertindak sewenang-wenang kepada orang yang lemah seperti aku ini. Maka ciptakanlah ya Allah, makhluk lain yang lebih kuat dari dia, yang dapat mengalahkan dia agar menjadi pelajarandan peringatan bagi umat semua”, ratap nelayan itu dalam do’anya.
Tanpa mempedulikan keluhan nelayan miskin, orang kasar itu pulang dan membakar ikan hasil rampasannya. Dengan nafsunya ia akan menyantap ikan bakar yang ada diatas mejanya. Namun malang baginya, ketika akan mengambil dan memakan ikan itu, sebuah duri mencocok jari tangannya.
“Ah !” orang itu memekik kesakitan.
Dan dengan seizin Allah, tangan yang kena duri ikan itu makin hari makin bertambah parah lukanya. Bagaikan kanker yang ganas, luka yang menjadi borok itu merambat ke lengan tangannya.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengobati lukanya, tetapi tidak juga sembuh, bahkan sampai harus dipotong sebatas sikunya.
Tetapi, meskipun tangannya sudah dipotong, baksil-baksil yang menyebabkan infeksi ditangan itu masih saja semakin mengganas hingga orang itu nyaris menjadi putus asa.
Dalam keputusannya, ketika ia tertidur bermimpi seolah-olah mendengar suara nelayan yang ikannya pernah dirampas beberapa waktu dulu.
“Kembalikan hak itu kepada pemiliknya, itu bukan hakmu !”.
Seketika orang itu terbangun dari tidurnya, hatinya termangu. Ada perasaan bersalah pada dirinya yang selama ini tak pernah disadarinya. Hati nuraninya tersentuh akibat peringatan nelayan lewat mimpinya.
“Ya, itu memang bukan hakku. Aku harus mengembalikan kepada pemiliknya”, kata hati orang itu yang melecuti perasaannya.
Dengan sikap yang tegas dan hati yang mantap, dilangkahkan kakinya mencari nelayan miskin yang pernah dirampas ikannya itu. Setelah dijumpainya, orang itu menyerahkan uang sepuluh ribu dirham sebagai tebusan seekor ikan yang pernah dirampasnya beberapa waktu yang lalu.
Hatinya kini merasa lega, dia merasa terbebas dari kutukan perasaan yang selama ini menghantuinya.
Alhamdulillah, atas seizin Allah pula, sejak itu luka di tangannya mulai membaik. Baksil-baksil dan ulat yang menggerogoti tangannya berangsur-angsur mati dan hilang, dan luka itu menjadi sembuh. Tangan yang membusuk dan hampir diamputasi lagi sampai sebatas lengan kini telah sembuh. Lelaki itu kini telah dapat mengambil hikmah dari apa yang pernah dibuatnya.
Sekian dongeng anak muslim ini dibuat. Semoga apa yang diceritakan diatas dapat diambil hikmahnya. Gali makna tersirat dalam cerita ini agar hidup ini lebih indah.
Salam hangat selalu. Nikmati hidup yang indah dengan berbagi keceriaan.

1 komentar: